Review Buku: Segenggam IMAN Anak Kita


Judul : Segenggam IMAN Anak Kita
Penulis : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit : Pro-U Media, Desember 2013 (Cetakan ke-3)
Halaman : 287
ISBN : 978-602-7820-07-4
Harga : Rp. 54.000


Mohammad Fauzil Adhim adalah salah satu penulis favorit saya, beberapa bukunya sangat akrab menemani masa-masa saat saya kuliah, pertama kali baca itu bukunya yang berjudul 'Kupinang Engkau Dengan Bismillah', nah pada kesempatan kali ini bukunya yang masih proses baca adalah 'Segenggam IMAN Anak Kita', tidak seperti membaca novel saya memang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk kategori buku-buku parenting.


"Albert, usianya baru sebulan ketika hendak dijadikan kelinci percobaan. Ia tinggal di sebuah rumah perawatan anak-anak cacat karena ibunya pengasuh disitu. Ia sendiri sangat sehat dan cerdas. Ketika Albert sedang asyik bermain dengan tikus putih kesayangannya menunjukkan perilaku hendak menyayangi binatang itu, lempengan baja dipukul keras-keras tepat di belakang kepalanya sehingga suaranya sangat memekakkan telinga. Albert sangat ketakutan, tersungkur jatuh dan menelungkupkan mukanya ke atas kasur. Wajahnya sangat pucat karena takut yang sangat luar biasa.

Mereka mengulangi lagi proses tersebut. Seminggu kemudian ketika tikus itu diberikan kepadanya, Albert ragu-ragu dan menarik tangannya tatkala hidung tikus itu menyentuhnya. Pada keenam kalinya, tikus diperlihatkan kepada Albert dengan diiringi suara keras pukulan baja yang memekakkan telinga, sekali lagi tepat di belakang kepala dekat telinganya. Ketakutan Albert semakin bertambah, dan ia menangis keras. Ia merasa ngeri. Akhirnya, setiap kali tikus itu muncul walaupun tidak diiringi pukulan lempeng baja yang memekakkan telinga, Albert mulai menangis, berbalik dan berusaha menjauhi tikus itu.

Kelak, ia bukan hanya saja takut pada tikus. Ia juga ngeri melihat kelinci, anjing, baju berbulu , dan apa saja yang mempunyai kelembutan seperti bulu tikus. Albert yang cerdas dan lucu itu sekarang sudah berubah menjadi sakit jiwa. Peneliti bermaksud menyembuhkannya lagi, jika memungkinkan, tetapi Albert dan ibunya sudah pergi meninggalkan rumah perawatan. Dan tak ada yang tahu nasib Albert, sementara pihak yang berwenang tidka pernah bersikeras menemukannya.."

Ada rasa sesak yang terasa ketika membaca kisah itu, istighfar sebanyak-banyaknya. Melayang pikiran tentang bagaimanakah nasib Albert selanjutnya, bagaimanakah masa depannya, bagaimana ia menjalani hidup selanjutnya. Dan kembali introspeksi diri, bagaimanakah saya mengasuh Zaara selama ini..

Dalam buku Segenggam Iman Anak Kita terdapat 5 bagian, Bagian pertama bertajuk Menjadi Orangtua untuk Anak Kita. Bagian kedua, Membekali Jiwa Anak. Bagian ketiga, Menghidupkan Al Qur’an pada Diri Anak. Bagian keempat, Sekadar Cerdas Belum Mencukupi. Dan bagian kelima, Menempa Jiwa Anak, Menyempurnakan Bekal Masa Depan.


Ada 3 bekal yang perlu kita miliki dalam mengasuh anak:

  1. Rasa takut terhadap masa depan mereka: Dengan berbekal rasa takut, kita siapkan mereka supaya tidak menjadi generasi yang lemah. Kita persiapkan anak-anak kita untuk mengarungi kehidupan dengan kepala tegak dan iman yang kokoh
  2. Takwa kepada Allah: Berbekal takwa, maka ucapan kita akan terkendali dan tindakan kita tidak melampaui batas.
  3. Berbicara dengan perkataan yang benar


Intinya setiap habis membaca buku parenting pasti dalam benak saya langsung memiliki keinginan untuk berubah menjadi lebih baik lagi

Hanya kepada Allah lah kita berdoa agar senantiasa diberikan kemudahan untuk mengasuh amanahNya

Karena tak ada lagi yang berguna sesudah kita tiada, kecuali tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan.

0 Comments