"Semua akan nge-drakor pada waktunya"... Xixixi kayaknya ada betulnya juga ungkapan itu, entah darimana asal muasalnya, yang pasti saya sedang mengalaminya. Sejujurnya saya bukan penggila drakor tapi untuk pilihan hiburan bolehlah, asal jalan ceritanya bagus dan saya suka pasti saya tonton. Cuma saya bukan tipe orang yang bisa cepat kalau nonton, paling satu hari paling banyak 2 episode aja itupun kalau luang, maklum lah ya emak-emak yang masih punya bayik jadi cuma bisa nonton saat bayik udah bobo pules hehe
Baru saja menamatkan salah satu serial favorit saya yaitu Si Anak Badai yang termasuk bagian dari Serial Anak Nusantara karya penulis paling produktif Tere Liye. Serial ini merupakan bacaan yang target pembacanya mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua. Saya sendiri mengapa menjadikan serial ini sebagai bacaan favorit? Karena saya merasa bisa bernostalgia dengan masa kecil dimana belum mengenal gadget. Melalui serial ini kita seperti diajak menyelami kesederhanaan hidup anak-anak yang tetap ceria meski tanpa teknologi yang canggih
Si Anak Badai merupakan buku ke 6 dari Serial Anak Nusantara. Berbeda dengan ke 5 buku sebelumnya yang ceritanya saling berkaitan dan berkisah tentang keluarga Mamak Nurmas dan anak-anaknya yaitu Burlian, Pukat, Eliana, dan Amelia. Buku ke 6 ini gak ada kaitannya dengan keluarga Mamak Nurmas, ceritanya berdiri sendiri yaitu menceritakan tentang sebuah keluarga yang tinggal di sebuah muara bernama Manowa
Alhamdulillah masih menjalani masa-masa kehamilan trimester kedua, dimana banyak yang bilang kalo hamil pada fase ini merupakan fase yang paling enak. Kenapa tuh? Ya soalnya janin sudah lumayan kuat gak serentan waktu trimester pertama, udah gitu biasanya masa-masa ngidam yang meliputi pusing, mual dan muntah juga sudah terlewati
Masih dalam suasana #dirumah aja
Siapa yang hobi baca buku?
Kalo iya kita samaan donk, xixixi... Sebagai pencinta buku dan hobi mengoleksinya emang perlu budget yang lumayan, tau sendiri kan harga buku yang original itu lumayan mahal. Tapi kalo saya entah kenapa ada kepuasan tersendiri, selain tampilannya bagus buku yang original juga kece kan ya kalo difoto hehehe
Sudah satu pekan lebih sekolah diliburkan karena wabah virus Corona atau biasa disebut Covid 19, sebagai guru saya pun secara otomatis merasakan juga yang namanya work from home atau bekerja dari rumah, pembelajaran anak murid juga diberlakukan secara daring. Ya namanya juga bukan liburan kan, jadi meski di rumah tetap aja kudu ngecek tugas anak-anak via ponsel pintar. Nah gak lama sejak diberlakukannya pembelajaran secara daring, di media sosial rame emak-emak yang kewalahan alias jadi ikutan repot gegara anaknya dikasih tugas yang numpuk dari sekolahnya. Maklum mendekati ujian jadi kayaknya banyak guru yang masih ngejar materi. Di tempat saya ngajar pembelajaran diberlakukan jadwal normal meski jarak jauh. Jadi kalo misalnya dalam sehari ada lima mata pelajaran artinya murid juga menerima sebanyak lima tugas yang harus dituntaskan pada hari itu.
Karya terbaru dari Asma Nadia nih, salah satu dari sekian banyak penulis favorit saya, hampir seluruh bukunya sudah saya baca *info gak penting// intinya kalo ada buku baru karya Mba Asma, saya udah gak ragu lagi deh untuk baca, soalnya sejauh ini belum pernah mengecewakan.
Salah satunya novel yang berjudul Bidadari Berbisik
dokumentasi pribadi |
Judul: Bidadari Berbisik
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Republika
Tebal: 301 hal
Tahun terbit: Februari 2020
Harga: 78.000
Minggu-minggu akhir bulan Maret ini sebetulnya masa-masa kehamilan saya sudah memasuki trimester kedua, tapi gak ada salahnya kan saya bercerita tentang pengalaman hamil saat trimester pertama, biar ada kenang-kenangannya aja sih hehe
gambar dari: pinterest |
Tahun 2019 lalu, tepatnya saat bulan Juni, akhirnya saya memutuskan untuk berhenti meminum pil kontrasepsi. Bukan tanpa alasan mengingat anak kedua saya usianya sudah genap 5 tahun, kayaknya udah pas nih kalo pun dikasih adik. Selain itu saya khawatir juga kan kalo terlalu lama minum pil kontrasepsi akan menimbulkan efek yang gak bagus buat kesehatan rahim.
Sama seperti kehamilan pertama dulu, hamil kali ini pun tanpa rencana. Istilahnya go with the flow aja, kalau pun setelah lepas kontrasepsi langsung dikasih hamil lagi Alhamdulillah kalau pun gak yo wis rapopo, nyantai aja. 😀
Meski tanpa rencana dan memegang prinsip 'sedikasihnya' aja sama Allah tapi saya dag dig dug juga tiap tanggal datang bulan, pasalnya kalau hati kecilku ditanya #ciee, belum kepingin banget untuk hamil (lagi), tapi disisi lain mengingat usia udah mulai memasuki kepala 3 ya pengen juga sih #labil amat ya hehe..
Cari Blog Ini
ABOUT ME
Riska Naura. Ibu dua anak sekaligus guru yang hobi membaca dan menulis.
Archive
-
►
2023
(6)
- ► Oktober 2023 (1)
- ► September 2023 (3)
- ► Agustus 2023 (2)
-
►
2022
(6)
- ► November 2022 (1)
- ► September 2022 (1)
- ► Maret 2022 (1)
- ► Februari 2022 (1)
-
▼
2020
(9)
- ► April 2020 (3)
-
►
2019
(111)
- ► Desember 2019 (1)
- ► September 2019 (3)
- ► Agustus 2019 (1)
- ► April 2019 (15)
- ► Maret 2019 (17)
- ► Februari 2019 (18)
- ► Januari 2019 (16)
-
►
2018
(36)
- ► Desember 2018 (20)
- ► November 2018 (8)
- ► Oktober 2018 (2)
- ► September 2018 (6)
POPULAR POSTS
Categories
- #30haribercerita 5
- Artikel Islami 5
- Ayat Al Qur'an 2
- blogging 8
- BPN30dayramadhanchallenge 10
- buku 27
- cerita kehamilan 3
- cerita tentang buku 2
- Challenge 3
- cuitanku 2
- Diary Ummi 15
- Drama Rumah Tangga 5
- Estrilook 2
- Fashion 2
- Hikmah 3
- Islami 2
- Jalan-jalan 1
- Kecantikan 9
- kehamilan 1
- keluarga 5
- kesehatan 1
- Kuliner 3
- Lain-lain 3
- Lifestyle 2
- motivasi 1
- Musik 1
- nostalgia generasi 90an 1
- novel 1
- one day one post 3
- One Week One Book 4
- parenting 1
- Pernikahan 14
- quotes 1
- resume 1
- review buku 14
- Review Film/Drama 5
- shirah shahabiyah 7
- Slice of life 6
- Social Media 2
- Tips 10
- Webtoon 2
- Zona Akhwat 4