[Review Novel ] Si Anak Badai (Tere Liye)



Baru saja menamatkan salah satu serial favorit saya yaitu Si Anak Badai yang termasuk bagian dari Serial Anak Nusantara karya penulis paling produktif Tere Liye. Serial ini merupakan bacaan yang target pembacanya mulai dari anak-anak, remaja sampai orang tua. Saya sendiri mengapa menjadikan serial ini sebagai bacaan favorit? Karena saya merasa bisa bernostalgia dengan masa kecil dimana belum mengenal gadget. Melalui serial ini kita seperti diajak menyelami kesederhanaan hidup anak-anak yang tetap ceria meski tanpa teknologi yang canggih

Si Anak Badai merupakan buku ke 6 dari Serial Anak Nusantara. Berbeda dengan ke 5 buku sebelumnya yang ceritanya saling berkaitan dan berkisah tentang keluarga Mamak Nurmas dan anak-anaknya yaitu Burlian, Pukat, Eliana, dan Amelia. Buku ke 6 ini gak ada kaitannya dengan keluarga Mamak Nurmas, ceritanya berdiri sendiri yaitu menceritakan tentang sebuah keluarga yang tinggal di sebuah muara bernama Manowa


Blurb:
Badai kembali membungkus kampung kami. Kali ini aku mendongak, menatap jutaan tetes air hujan dengan riang. Inilah kami, Si Anak Badai. Tekad kami sebesar badai. Tidak pernah kenal kata menyerah
Buku ini tentang Si Anak Badai yang tumbuh ditemani suara aliran sungai, riak permukaan muara, dan deru ombak lautan. Si Anak Badai yang penuh tekad dan keberanian mempertahankan apa yang menjadi milik mereka, hari-hari penuh keceriaan dan petualangan seru
Dalam novel Si Anak Badai kali ini muncul dengan tokoh baru yaitu Zaenal yang akrab disapa Za, kelas 6 SD. Za memiliki 2 orang adik, Fatahillah dan Thiyah. Mereka tinggal di kampung Manowa. Disana seluruh rumah warga berada di atas air. Kokoh berdiri dengan tiang-tiang yang tertanam di dasar muara. Bukan hanya rumah, masjid dan sekolah mereka juga berada di atas air. Sebagai penghubung dari satu rumah ke rumah lainnya ada sebuah jembatan yang terbuat dari papan ulin. Penduduk setempat juga memiliki perahu kecil untuk bepergian. Namun kampung yang tadinya damai berubah menjadi tidak tenteram sejak kedatangan Pak Alex atau kerap disapa 'bajak laut; oleh geng Si Anak Badai.

Kampung Manowa terancam digusur, utusan gubernur mengatakan bahwa akan dibangun sebuah pelabuhan besar di kampung Manowa. Jelas saja wacana tersebut ditolak mentah-mentah oleh seluruh penduduk Manowa, mereka tidak rela jika rumah yang sudah dihuni bertahun-tahun harus mereka tinggalkan begitu saja. Saat itulah Zaenal bersama gengnya 'Si Anak Badai' mulai beraksi untuk menyelamatkan kampung mereka. Segala cara mereka lakukan untuk menggagalkan pembangunan pelabuhan tersebut. Berhasilkah mereka mengatasinya?


Review

Geng Si Anak Badai menceritakan tentang Za bersama ketiga kawannya yaitu Malim, Awang dan Ode. Cerita dalam novel ini mengalir begitu saja. Penggambaran kampung Manowa juga sangat detail digambarkan membuat pembaca seolah-olah ada di tempat tersebut. Dibanding 5 buku sebelumnya saya paling cepat menamatkan serial yang ini, entah karena konfliknya berjalan dengan alur yang cepat atau karena keseruan ceritanya. Yang pasti novel ini sangat mengaduk emosi dari mulai lucu, kocak, tegang, menggemaskan hingga sedih. Namun nuansa kocaknya memang lebih terasa dalam serial ke 6 ini

Ada satu kesamaan yang saya temukan dari seluruh novel Serial Anak Nusantara ini, yaitu adanya bab 'Seberapa Besar Kasih Sayang Mamak' yang pasti isinya membuat mata berkaca-kaca dan selalu menjadi part yang paling saya sukai. Bisa dibilang bab ini menjadi ciri khas dalam serial ini, yang membedakannya yaitu jika buku ke 1 sampai 4 Mamaknya adalah Nurmas, buku ke 5 Mamaknya adalah Qaf, di buku ke 6 ini Mamaknya dalah Fatma. Mamak dari Za, Fat, dan Thiyyah.

Dalam serial Si Anak Nusantara ini, selain berisi pesan tentang keluarga, persahabatan, juga selalu menekankan pesan betapa pentingnya pendidikan. Tentang betapa pentingnya sekolah apapun latar belakang dan kesulitan yang menghimpit hidupmu

Ada banyak penyebab kenapa tangkapan ikan mereka berbeda.  Jika yang satu punya alat lebih baik, pengalaman lebih banyak, keterampilan lebih tinggi, kemungkinan besar dia mendapatkan tangkapan lebih banyak.  Itulah kenapa kalian harus sekolah, agar kalian tahu banyak hal, memiliki ilmu pengetahuan.  (halaman 62)
“Tapi itu betul.  Mau jadi apa pun kita, sekolah tetap penting.  Jadi pedagang juga butuh sekolah.”  (halaman 189)

Pesan Moral dari novel ini adalah


Tentang ilmu yang kita miliki di dunia ini belum seberapa dengan ilmu milik Allah
“Banyak hal di dunia ini yang kita tidak tahu jawaban pastinya.  Mengapa shalat Magrib tiga rakaat, sementara shalat Subuh dua rakaat.  Mengapa ikan bisa berenang, sementara burung bisa terbang.  Mengapa tidak dibalik saja.  Ikan-ikan beterbangan di angkasa, sementara burung menyelam di dalam air.”  … Ilmu milik Allah sangat luas.  Bayangkan kalian mencelupkan telunjuk di laut, kalian angkat telunjuk itu, maka air yang menempel di telunjuk kalian itulah ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita.  Selebihnya, air lautan yang tak terhingga banyaknya, itulah ilmu Allah.  Ada yang kita tahu, ada juga yang kita tidak tahu.  Kalau kalian terus menanyakannya, itu akan jadi rumit sekali.  (halaman 58).
Tentang cinta, kasih sayang dan pengorbanan Mamak 

"Kau boleh jadi benar, Fat, tumis kangkung ini memang hambar. Tapi rasa hambar itu bisa tetap lezat kalau kalian tahu besarnya perjuangan Mamak menyiapkan tumis kangkung dan tempe goreng ini" (halaman 122)
Tentang belajar dari kesalahan dan memaafkan
“Kita tidak boleh terus marah atas kesalahan orang lain.  Tidak boleh membahas-bahasnya lagi.  Setiap orang melakukan kesalahan, Fat.  Yang membedakan orang yang melakukan kesalahan itu adalah ada yang belajar dari kesalahannya, ada juga yang tidak mengambil pelajaran apa-apa dari kesalahannya itu. – nasehat Bapak kepada Fatah.  (halaman 72). 
Tentang kejahatan yang tidak selalu harus dibalas dengan kejahatan 
"Tidak selalu api dilawan dengan api.  Kadangkala, cara terbaiknya justru dilawan dengan cara lemah lembut.”  (halaman 300)

Kesimpulannya, Si Anak Badai, novel yang sarat dengan pesan moral, sangat mendidik dan menarik untuk dibaca oleh semua kalangan. Gak sabar rasanya menungu cerita lainnya dari serial ini 

0 Comments