Review Buku: Dilarang Bercanda Dengan Kenangan



Judul: Dilarang Bercanda dengan Kenangan
Penulis: Akmal Nasery Basral
Penerbit: Republika
Cetakan: 1, November 2018
Tebal: 466 hal
ISBN: 978-602-5734-45-8
Harga: 90.000

Sinopsis:
Johansyah Ibrahim, seorang pemuda Indonesia yang sedang belajar ilmu PR (Public Relations) di University of Leeds, Inggris, tak pernah menyangka keputusannya untuk datang ke London melihat prosesi pemakaman Putri Diana Spencer bersama beberapa teman sekampusnya, akan menjadi titik balik dalam kisah cinta dan mengubah jalan hidupnya selamanya,


Di tengah murung musim gugur yang mengurung kota, Jo mengalami beberapa peristiwa yang bersentuhan dengan bermacam jenis hati wanita, selama sepekan yang riuh oleh liputan media dan ziarah jutaan manusia. Ketika prosesi pemakaman usai, Jo harus menetapkan pilihan siapa wanita yang akan bertahta dalam singgasana cintanya. Dia tak bisa bermain hati karena setiap romansa memancarkan elegi dan tragedinya sendiri

Pertama kali lihat buku ini saya memang langsung penasaran karena baca judulnya. Alhamdulillah kesampean juga beli buku ini meski sempat tergoda beli buku yang lain 😁. Ngomongin tentang penulisnya, jujur aja saya baru pertama dengar dan baru pertama kali juga baca karnyanya. Ternyata saya kudet, padahal beliau sudah menghasilkan beberapa karya sebut saja naga Bonar Jadi 2, Sang Pencerah, Anak Sejuta Bintang, dll.

Novel yang akan saya review kali ini pun ternyata merupakan pengembangan dari sebuah cerpen yang berjudul sama. Dimana cerpen tersebut diterbitkan dalam sebuah antologi pada tahun 2006.

Sesuai dengan sinopsis di atas, novel ini membawa kita kembali ke tahun 1997 dimana saat itu dunia sedang berduka atas kematian tragis Putri Diana. Adalah Jo mahasiswa asal Indonesia yang sedang melanjutkan studinya di kota Leeds memutuskan untuk melihat secara langsung pemakamam Putri Diana di London, dirinya tak pernah menyangka bahwa kedatangannya ke London membawa dirinya untuk bertemu dengan seorang jurnalis wanita Muslim berkebangsaan Rumania yang bernama Khaleda Jderescu atau lebih akrab dengan panggilan Aida. Pertemuan yang singkat tak menghalangi keduanya untuk lebih dekat dan saling memberikan perhatian satu sama lain, padahal jauh di lubuk hati Jo sudah tersimpan nama yaitu Tiara yang merupakan sepupunya dan sudah dekat sejak masih kecil. Tiara yang juga sedang kuliah di London. Kedatangan Jo ke London akhirnya mempertemukan kembali dirinya dengan Tiara, ditengah kebimbangan Jo bingung haruskah menyatakan cinta pada Tiara? ataukah memilih Aida, seorang Jurnalis yang baru 2 hari dikenalnya?

Awal baca novel ini saya kaget sendiri karena ternyata alurnya sangat cepat, dari tahun 1997 kita dibawa ke tahun 1998 dimana terjadi krisis moneter dan dolar sedang tinggi-tingginya hingga kemudian terjadi revolusi, hingga ke tahun 2004 saat bencana tsunami terjadi. Puncak cerita pun terjadi di tahun 2006.

Untuk setting dari novel ini selain London, ada juga Jakarta, Paris, dan pastinya Aceh. Sayangnya penulis kurang kuat menggambarkan setting sehingga terkesan sekedar lewat saja. Penokohan pun kurang kuat karakternya sehingga selesai membaca buku ini tidak ada karakter yang membekas sama sekali di hati saya 😎

Satu-satunya yang saya suka dari novel ini adalah alurnya yang cepat serta jalan ceritanya yang sama sekali tidak mudah tertebak bahkan sampai ending. Saya sempat tertipu saat membaca prolog di bagian depan, sepanjang cerita saya menebak-nebak ending dari novel ini berbekal prolog yang saya baca. Untuk kemudian dibuat terkejut dengan bagian epilog. Tapi sejujurnya saya sangat suka ending dari novel ini

Lalu apa maksud dari judul 'Dilarang Bercanda dengan Kenangan?'. Saya rasa penulis ingin menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam judul tersebut. Bahwa berhati-hatilah untuk memilih mana kenangan yang akan diingat dan dilupakan, Karena mengingat-ngingat sebuah kenangan yang harusnya kau lupakan hanya membuat sakit hati dan sulit untuk melanjutkan masa depan

Selamat membaca😊

Rating: 3,8/5

4 Comments

  1. Sepertinya menarik, ya. Apalagi aku suka tuh sama film Sang Pencerah. PR banget nih baut namatin buku karena tahun ini lumayan hectic dengan manajemen waktunya heuheu... By the way di awal tulisan aku malah kebayang Jo itu cewek. eh ternyata cowok :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus mba bukunya, meski sepanjang baca, kesel ama tokoh jo 😁

      Hapus
  2. Wow, harga buikunya ternyata luar biasa. Namun biasanya buku Pak Akmal tebal. Saya sudah pernah baca sekali,, tentang kisah anak dari presidenm RI masa depan. Lupa judulnya apa.
    Soal pergerakan cerita yang cepat, barangkali demikian gaya khasnya. Agar pembaca tak bosan.
    Saya dulu ikut GA yang diadakan Pak Akmal di FB, sayang tak menang karena tak pilih sampul seperti yang di atas.
    Gaya bahas Pak Akmal tetap jadi daya tarik. Kental nuansa sastranya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau saya baru baca mba makanya agak kaget dengan alurnya yang cepat. Tapi betul seperti yang mba bilang, jadi tidak bosan yaa

      Hapus