Sinopsis
Erwin (Ernest Prakasa) memiliki karier yang sukses di usia muda, dan kekasih yang juga wanita karier sukses bernama Natalie (Giselle Anastasia). Namun, saat sedang menikmati kesuksesannya itu dan akan mendapatkan promosi kerja ke Singapura, kesehatan ayahnya Erwin yakni Koh Afuk (Chew Kin Wah) memburuk. Koh Afuk pun ingin mewariskan toko sembakonya kepada Erwin, anak kesayangannya.
Sementara itu, Yohan (Dion Wiyoko) adalah kakak Erwin yang berbeda karakter dan nasibnya. Ia begajulan dan menghadapi kesulitan ekonomi bersama istrinya Ayu (Adinia Wirasti). Hubungan Yohan dan Koh Afuk juga kurang harmonis, meski ia yang selalu ada untuk keluarga. Yohan begitu kecewa dan merasa iri karena Koh Afuk selalu lebih percaya dengan Erwin.
Apakah Erwin akan melanjutkan karier atau toko ayahnya, menjadi masalah dilematik karena semuanya bersifat personal. Jika ia melanjutkan karier, maka ia membuat ayahnya kecewa. Namun jika ia memilih toko, maka ia membuat Natalie kecewa. Sedangkan Yohan juga berada dalam kondisi yang serba salah di tengah-tengah keluarga. Semua konflik akan terselesaikan di akhir film ini.
Iya..iya saya tau film ini udah lama boomingnya, tapi sebagai mahmud abas alias mamah muda anak baru satu, ke bioskop bukan lagi hal yang mudah untuk dilakukan, eh dasarnya emang kurang hobi ke bioskop. Makanya sebagai penikmat film saya sering streaming aja.😁
Meski sangat kental dengan nuansa Tionghoa tetapi menurut saya film karya Ernest Prakarsa yang satu ini jadi satu paket lengkap. Kenapa tuh, karena mulai dari percintaan, keluarga (hubungan antara ayah dan anak), komedi, sedihnya semua dapat banget. Saya yang sering underestimate sama film-film lokal kali ini berani bilang kalau film ini bagus. Setelah nonton film ini saya jadi penasaran dengan karya-karya Ernest Prakarsa yang lainnya.
Film ini sekaligus menjadi pembuktian bahwa ia mampu menjalani 3 peran sekaligus, yaitu sebagai sutradara, penulis naskah sekaligus aktor dengan baik dan seimbang. Kemudian konflik keluarga yang muncul di film ini juga mungkin terasa familiar bagi sebagian masyarakat Tionghoa
Buat kamu yang masih memandang sebelah mata film lokal, mungkin film ini bisa dijadikan alternatf tontonan
1 Comments
Jadi penasaran pengen liat filmnya.. btw, aku juga sering review film2 lawas..krn aku yakin...banyak yang senasib, ga bisa langsung liat bgtu ada film baru.
BalasHapusAku biasanya streaming juga mba..malam2..klo pas dah pada tidur, manfaatin bonus kuota malam..me time liat film