Seni Berkomunikasi Suami Istri Saat Ada Masalah


Sudah berapa tahun usia pernikahan? Setelah menjalani sendiri kehidupan pernikahan, saya jadi lebih sadar bahwa kehidupan pernikahan itu lebih seru dari yang sekedar saya bayangkan. Lha emang apa yang saya bayangkan? ada deh rahasia hehe... Tapi dari awal menikah saya sadar betul bahwa kehidupan pernikahan itu gak melulu adem ayem, ada kalanya badai yang lebih dahsyat dari angin puting beliung datang menghampiri ðŸ˜‚.


Ketika banyak teman-teman saya yang kebelet nikah muda dan selalu membayangkan yang enak-enaknya aja, justru saya sudah menyadari bahwa rumah tangga itu rumit. Ada kalanya romantis-romantisan ama suami, tapi waktunya berantem pasti ada juga. Nah kalau lagi ribut sama suami biasanya ngapain? diem-dieman? usaha sih tetep ngobrol seperti biasa, tapi qo rasanya pengennya buang muka aja, mengurung diri di kamar? mogok makan? atau malah pengen kabur? Duh jangan ya, selain tidak menyelesaikan masalah itu juga dosa, nanti Allah marah

Iya sih kalau nurutin emosi pengennya perang dingin aja, nunggu sampai suami negur duluan. Tapi perlu diingat juga hal-hal yang kayak gitu gak membuat masalah jadi selesai ya, justru makin memperparah keadaan. Apalagi kalau nekat mengurung diri di kamar dan mogok makan, duh rugi deh, udah masalah gak selesai, perut lapar ditambah badan sakit semua

Disinilah perlunya membangun komunikasi yang lebih intens antara suami dan istri, perlu sikap yang dewasa dan jangan mengedepankan ego. Sebagai wanita, sebagai istri tetap saja suami itu pemimpin kita, dialah salah satu pintu syurga kita.

Mungkin saat kondisi sedang panas-panasnya perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut

1. Jangan memotong pembicaraan suami. Siapapun pasti tidak akan suka jika sedang berbicara kemudian dipotong, apalagi suami kita. Maka lebih baik dengarkan sampai suami selesai menyampaikan unek-uneknya

2. Jika memang kita yang bersalah beranilah meminta maaf, gak usah gengsi lah untuk minta maaf duluan, lagipula suami itu kan orang yang paling tau segala aib-aib kita. Jadi gak usah jaim lagi ya ðŸ˜Š

3. Jangan berdiskusi saat perut sedang lapar. Kondisi lapar membuat seseorang lebih emosional serta tidak bisa berpikir dengan jernih.

4. Jika memang suami yang bersalah, maka tunjukkanlah kesalahannya dengan cara yang baik. Tentunya dengan tidak meninggikan suara di hadapan suami, jika ingin menasihati suami maka lakukanlah dengan lemah lembut supaya lebih masuk ke dalam diri suami

5. Saling introspeksi, sekalipun suami yang salah bisa jadi istri lah yang menjadi pemicu. Tidak perlu mencecar suami dengan menyebutkan kesalahannya terus menerus

Intinya di dunia ini tidak ada makhluk sempurna pun dengan pasangan kita. Saat ribut dengan pasangan hingga membuat hati kesal, maka ingatlah semua kebaikan yang telah dilakukannya untuk kita ðŸ˜Š

0 Comments