Review Film: Posesif (2017)



Cerita ini dimulai dengan pertemuan Lala (Putri Marino) seorang atlet loncat indah dengan Yudhis (Adipati Dolken) seorang murid baru di sekolah. Singkat cerita keduanya jatuh cinta dan mulai menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Pada awalnya kisah cinta masa SMA mereka terjalin manis, namun lama kelamaan, Yudhis menunjukan sifat posesifnya yang mengancam Lala dan hubungan asmara mereka. Sifat kepemilikan Yudhis terhadap Lala sudah mencapai batas tidak wajar.


Satu lagi nih film Indonesia yang layak untuk ditonton, sebetulnya saya sudah lama nonton filmnya cuma belum sempat di review hehe... judul filmnya Posesif. Tayang bulan Oktober 2017, sebelum filmnya tayang udah banyak banget cuplikan video tentang karakternya di instagram pemerannya. Yang membuat saya tambah penasaran adalah sebelum tayang film ini sudah mendapatkan 10 nominasi untuk piala citra, wah keren ya

Akhirnya setelah filmnya tayang di bioskop dan lagi-lagi saya gak bisa nonton ke bioskop, dan harus rela menunggu beberapa bulan supaya bisa streaming. Awalnya saya mengira bahwa film ini adalah film drama percintaan pada umumnya. Namun ternyata bukan kisah cinta biasa. Jalan cerita tergambar cukup detail sehingga bisa tergambar dengan jelas. Cerita yang semula berjalan manis lama kelamaan berubah menjadi dark, kisah cinta yang berawal sweet berubah menjadi toxic relationship. pokoknya nonton film ini tuh serasa naik roaller coaster deh mula-mula berbunga-bunga lama-lama menegangkan.

Ada beberapa adegan yang sukses membuat saya takut, namun tetap penasaran dengan jalan cerita sampai akhir, hebat nih sutradaranya. Ditambah lagi dukungan dari soundtrack yang easy listening yang menambah nilai plus film ini.

Meskipun film ini ber setting masa SMA namun tetap dapat dinikmati oleh semua umur, karena kasus toxic relationship tidak hanya terjadi di percintaan remaja saja. Kekurangan dari film ini adalah kurangnya diceritakan latar belakang kondisi orangtua masing-masing, tentang mengapa orang tua Yudhis dan Lala memiliki pola asuh seperti yang tergambar di film. Tapi namanya juga film ya, dengan durasi terbatas mungkin akan sangat panjang jadinya jika diceritakan lebih detail

Secara keseluruhan film ini layak untuk ditonton, dan saya yakin setiap habis menonton film ini akan ada pelajaran yang bisa diambil. Ending dari filmnya pun upredictable banget. Salah satu scene favorit saya yaitu saat Yudhis dan Lala dihukum bareng, disuruh keliling lapangan 20x dengan kondisi tali sepatu diikat satu sama lain. Adegannya sederhana tapi manis dan gak pasaran 😊





















































0

0 Comments