Proses dan Cara Ta'aruf yang Benar Sesuai Syariat Islam


Menikah adalah ibadah terlama, setuju gak? Iya donk pastinya, soalnya kalau udah halal (baca: udah nikah) apa pun yang kita lakukan bersama suami akan bernilai ibadah di mata Allah. 😊

Makanya orang tua itu terkadang seringkali berpesan kepada anak gadisnya jika mau memilih jodoh maka harus jelas bibit, bebet, dan bobotnya. Karena ya menikah itu untuk seumur hidup, maka gak boleh asal dalam memilih calon

Dalam syariat Islam tidak ada yang namanya proses pacaran sebelum menikah, "lha trus kalo gak pacaran dulu gimana bisa kenal calon suami?", makanya ada proses ta'aruf untuk lebih mengenal kepribadian calon pasangan. Lagipula pacaran bertahun-tahun juga gak menjamin qo kamu bakal kenal kepribadian pasangan kamu. Iyalah, kan kalo orang pacaran tuh yang ditunjukin yang baik-baiknya aja 😀



Tahapan Proses Ta'aruf

Ta'aruf sendiri memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya yaitu:

1. Ta’aruf Menggunakan CV/Biodata

Pada tahapan ini kedua calon bertukar CV/biodata agar memiliki gambaran tentang calon pasangan. Dalam biodata ta'aruf sendiri biasanya terdiri dari: Profil diri, profil keluarga, aktivitas/kebiasaan sehari-hari, kriteria calon pasangan (baik kriteria diri sendiri maupun kriteria dari orang tua/wali), rencana/harapan pasca pernikahan, dan yang paling penting adalah informasi ijin/restu menikah dari orang tua/wali.

Jadi intinya yang paling penting adalah ijin/restu dari orang tua untuk menikah ya

Oh iya biodata ta'arufnya gak langsung dikasih ke calonnya ya, alangkah baiknya jika melalui perantara supaya prosesnya tetap terjaga, namanya juga belum halal dan belum ada jaminan akan jadi.

Untuk contoh biodata ta'aruf silahkan unduh disini

2. Ta’aruf Secara Langsung/Nadzor

Nah tahapan selanjutnya adalah ta'aruf secara langsung, tentunya didampingi pihak ke 3 ya. Dalam tahapan ini bisanya digunakan untuk bertanya lebih dalam lagi, jika biodata terasa kurang lengkap.

Menurut saya ini salah satu tahapan yang sangat penting dalam proses ta'aruf, jadi sebisa mungkin maksimalkan ya, karena untuk bekal dan pertimbangan apakah proses akan lanjut ke tahapan berikutnya atau tidak. Termasuk melihat calon pasangan, eh tapi jangan kelamaan ya, inget belum halal lho 😂

Kenapa sih kita dianjurkan untuk melihat bakal calon pasangan? Karena menurut saya menikah itu kan (insya Allah) seumur hidup sekali ya, gak ada salahnya kan sebelum menikah ada hal-hal yang membuat kita tertarik terhadap pasangan

Pada tahapan ini juga kamu berhak untuk bertanya terkait hal-hal yang lebih pribadi, misalnya setelah menikah mau tinggal dimana, mengontrak, beli rumah, atau tinggal dulu di pondok mertua indah hehehe... asal jangan tanya berapa jumlah mantan aja ya wkwkwk

3. Bertemu dengan pihak keluarga wanita

Nah jika sudah melewati 2 proses, maka saatnya bertemu dengan pihak keluarga wanita, dalam proses ini calon laki-laki masih datang sendiri belum bersama keluarga besarnya. Biasanya berkenalan secara personal dan menyampaikan maksud dan tujuannya datang. Dalam tahap ini juga langsung menentukan tanggal untuk khitbah atau lamaran secara resmi


Nah biasanya saat proses ta'aruf, kedua belah pihak sama sekali belum mengenal satu sama lainnya, agar tak keluar jalur syariat Islam, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses ta'aruf yaitu:

1. Membatasi interaksi antara kedua belah pihak

Membatasi komunikasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. seperti tidak chatting atau telepon agar tidak menimbulkan baper-baper yang belum waktunya

2. Pertemuan harus ditemani oleh pihak ketiga

Biasanya dalam proses ta'aruf akan ada tahapan untuk bertemu dengan calon pasangan, tapi tahaann dulu ya tetep gak boleh berduaan, harus ada yang menemani


3. Jarak antara ta'aruf, khitbah, dan nikah sebaiknya tidak terlalu lama agar tidak terjadi fitnah

Banyak yang menyalahgunakan proses ta'aruf untuk mengikat si perempuan, padahal pihak laki-laki belum siap untuk menikah dalam waktu dekat

Tentunya hal ini sangat-sangat merugikan pihak wanita, karena ia jadi 'digantungin' tanpa kejelasan status, itulah sebabnya mengapa sebaiknya jarak antara ta'aruf, khitbah, dan menikah tidak boleh terlalu jauh


Bisa dibilang, pernikahan dalam Islam itu mudah dan simpel. Hanya saja dibutuhkan kesabaran hingga akhirnya mendapat sosok pendamping yang terbaik sesuai syari’at Allah. 

Itulah beberapa proses dan cara ta'aruf yang benar sebelum memutuskan menikah. Jadi, kamu sudah siap belum untuk diajak ta’aruf?

1 Comments

  1. Suka banget bacanya.
    Sungguh hal yang paling saya sesali adalah memilih jalan pacaran, udah gitu bertahun-tahun pula, astagfirullah.

    Zaman sekarang enak banget ya, informasi lebih mudah di dapatkan.

    Zaman dulu, saya gak pernah tahu yang namanya taaruf, dasar saya kudet.
    Mau ikut yang golongan ukhti akhi gitu, udah parno duluan, karena sekilas mereka semacam membatasi diri dari orang lain.

    Zaman sekarang mah lebih mudah, anehnya masih juga banyak yang ga mau ikutin :)

    BalasHapus