Perlukah Bisa Memasak Sebelum Menikah?


Siapa disini yang waktu menikah belum bisa masak? *nunjuk diri sendiri 😂, ingatanku melayang saat aku masih single, dulu yang cerewet nyuruh aku belajar masak itu bapak, katanya "masa anak perempuan gak bisa masak sama sekali", kemudian mama pun membela "biarin aja, nanti kalau udah nikah juga bisa sendiri", dan omongan mamahku lah yang kupercaya saat itu.

Sebagai anak rumahan selagi masih gadis tuh aku cuma sibuk sama kuliah dan ngajar, jadi kalau pulang ke rumah taunya sudah tersedia nasi lengkap dengan sayur dan lauknya, ngertinya tinggal makan, tanpa tau proses pengolahannya.


Begitu menikah praktis aku kagok banget kalau sudah harus masuk dapur dan memasak menu makanan untuk suami tercinta, beruntungnya aku karena suamiku sama sekali tidak pernah mempermasalahkan soal menu makanan. Kalau sempat ya masak, nggak ya beli sesimple itu sih dia 😍. 

Tapi fitrahnya wanita ya, sekali-sekali pengen juga donk masakin suami hehe, apalagi suamiku gak terlalu cerewet soal rasa, dan hingga saat ini setia jadi kelinci percobaanku kalau coba menu baru 😀. Masalah rasa bisa belajar sambil jalan. Karena masak itu sama seperti menulis, butuh latihan berkali-kali untuk jadi mahir

Seperti kata Ustadz Salim A Fillah "Tidak apa-apa, biasanya dibalik kekurangan pasangan. Allah meletakkan kebaikan yang luar biasa." Jadi dibalik kekuranganku yang kemampuan masaknya sungguh di bawah rata-rata, bisa menjadi pintu rezeki bagi pemilik warung makan serta driver Go Food 😂

Pengalaman pertama memasak dapur udah kayak kapal pecah, berantakan gak karuan padahal yang dimasak cuma tumis kangkung dan orek tempe, mau masak tumis kangkung aja pake acara liat tutorial di youtube 🤣. Itulah resiko saat masih single lebih memilih aktif di luar rumah sehingga lupa untuk belajar masak.

Satu hal lagi yang patut disyukuri adalah, selera makan aku dan suami hampir sama. Sama-sama doyan pedas, doyan sayuran, doyan seafood. Jadi kalau pun belajar memasak, menunya gak pusing-pusing untuk 2 selera

Pengalaman yang paling bikin frustasi saat di dapur adalah, semangat banget buat coba bikin camilan berbekal tutorial di Instagram, sebisa mungkin ngikutin langkah-langkah yang tertera, tapi qo hasilnya jauuh dari harapan, seketika aku berfikir masa iya separah itukah kemampuanku di dapur, padahal itu baru yang sederhana, gimana kalo yang rumit? Kalo udah begitu biasanya aku nyerah dan jadi malas untuk mencoba masak

Tapi ya dibalik wanita yang trial dan error dalam memasak, contohnya aku ini. Salut banget buat para suami yang mampu melahap masakan istri hingga habis meskipun rasanya B-aja (semoga bukan karena takut ya 🤣). Aku aja kadang kalau udah masak  gak mau makan masakan sendiri karena rasanya kurang enak hehe

Jujur memasak memang bukan rutinitasku, waktuku sebagian besar habis di luar. Tapi sebisa mungkin menyempatkan diri untuk memasak minimal seminggu sekali. Suka ngiri juga sebenarnya kalau liat ada perempuan yang jago masak, sering berfikir "qo dia bisa, aku gak?" 

Pada akhirnya aku berfikir, mereka yang jago masak itu pastinya udah melewati fase-fase kegagalan saat di dapur, mereka juga udah pernah trial and error waktu coba menu-menu baru. Mungkin aku pun bisa jago masak setelah melewati proses panjang, mengingat kemampuanku memasak minim banget, tapi kalau gak belajar sekarang kapan lagi. Yang pasti meski aku belum jago masak, di setiap masakan yang aku sajikan untuk suami tersimpan cinta dan doa #tsaah 😍

Akan ada masanya nanti aku menertawakan ketidakbisaanku, kuncinya adalah sabar. Memasak juga perlu jam terbang. Katanya untuk mahir dalam suatu bidang diperlukan untuk menekuninya sebanyak 3.500 jam. 😅

Akhir kata, bisa memasak itu memang bukan syarat menjadi istri. Namun tidak ada salahnya belajar memasak sebelum menikah sebagai persiapan berumah tangga. Belum bisa memasak? Tidak apa-apa, semangat belaja! Kita pasti bisa 😊

0 Comments