Book Review: Selamat Tinggal by Tere Liye


 

Setelah lama gak baca buku fiksi, akhirnya aku kembali memulai petualanganku untuk membaca karya salah satu penulis favoritku yaitu Tere Liye. Buku yang aku baca kali ini berjudul Selamat Tinggal. oiya kalian yang udah pernah baca ada gak yang samaan sama aku, mengira bahwa ini adalah novel romance? kalau iya, selamat kita sama-sama terjebak wkwkwk.... 


Sebelum aku berbagi pengalaman membaca novel ini, berikut identitas dan blurb dari buku Selamat Tinggal

Judul: Selamat Tinggal

Penulis: Tere Liye

Tebal: 360 hal

Tahun Terbit: 2020

Penerbit: Gramedua Pustaka Utama


Blurb

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.


Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal” suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat buruk lainnya.


Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh “Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.


Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.


Kisah Sang Penjaga Toko Buku Bajakan

Tokoh utama dalam buku ini adalah seorang pemuda bernama Sintong Tinggal, seorang yang dijuluki mahasiswa abadi -karena gak lulus-lulus- yang bekerja menjaga sebuah toko buku milik pamannya. Toko buku tersebut bukan toko buku biasa, melainkan toko buku bajakan.

"Kata menarik dalam bahasa Melayu, salah satunya 'tinggal'. Kata tersebut bisa bermaksud tinggal menetap atau tinggal pergi. Satu kata memiliki dua arti yang seratus delapan puluh derajat terbalik. Tergantung konteksnya."

Sintong berasal dari keluarga yang kurang mampu di Desa. Merantau ke kota untuk melanjutkan kuliah, semua biaya kuliah ditanggung oleh paman dan bibinya yang memiliki toko buku bajakan ini. Sebagai balas budinya, Sintong membantu untuk menjaga toko tersebut di luar waktu kuliah.

Disela kesibukannya menjaga toko buku bajakan milik pamannya, Sintong juga harus berjuang menyelesaikan skripsinya. Enam bulan adalah waktu yang ditetapkan dekan untuk Sintong menyelesaikan skripsinya.

Sintong bukan tidak bisa menyelesaikan tugas akhirnya, gairah hidupnya hilang sejak patah hati oleh seorang wanita yang bernama Mawar Terang Bintang. Sampai akhirnya ada satu kejadian yang membuat Sintong bangkit untuk menyelesaikan tugas akhirnya.


Bumbu Asmara Dalam Novel Selamat Tinggal

Meski novel ini gak seratus persen romance, tapi bukan Tere Liye namanya jika tak menyelipkan bumbu asmara dalam setiap ceritanya. Sama seperti yang terjadi pada Sintong Tinggal yang patah hati karena ditinggal nikah oleh pujaan hatinya.

Tapi, novel ini sangat jauh dari kata menye-menye karena cinta. Buku ini lebih ke menekankan bagaimana kita mampu menghargai karya orang lain dengan cara menikmati karya yang orisinil.

Sungguh menyedihkan menyaksikan ketika cinta pertama kita ternyata tertolak, karena orang yang kita cintai, telah memiliki cinta pertamanya lebih dulu


 Pelajaran yang Diambil dari Buku Selamat Tinggal

  1. Kekayaan tidak lantas membuat hidupmu bahagia
  2. Dalam kasus pembajakan buku, yang paling terdzolimi adalah si penulis. Tapi sayangnya dalam kasus pembajakan justru yang banyak dihujat adalah penulisnya, dibilang gak ikhlas lah berbagi ilmu dan lain sebagainya

Selamat Tinggal Buku Bajakan


Di penghujung tulisan ini saya ingin mengajak pembaca semua untuk sama-sama mengucapkan selamat tinggal karya bajakan, mulailah menghargai karya penulis dengan menikmati buku orisinilnya. Yuk hargai karya-karya penulis

Secara umum, karya Tere Liye yang satu ini sangat menarik untuk dibaca. Secara tidak langsung buku ini berisi curhatan sang penulis yang memang beberapa kali karyanya dibajak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

0 Comments