Belajar dari Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa



Salah satu kisah yang terdapat dalam surat Al Kahfi yaitu Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa. Sebagian tentu sudah tak asing lagi dengan kisah tersebut, namun tak ada salahnya kutulis kembali kisah tersebut agar sama-sama kita bisa memetik hikmah


Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa

Saat Nabi Musa ceramah di hadapan Bani Israil, mereka bertanya tentang siapa yang paling cerdas, kemudian Nabi Musa menjawab "aku". Kemudian Allah menjawab bahwa sesungguhnya ada yang lebih cerdas dibandingkan Nabi Musa. Dia adalah Nabi Khidir.


Ketika Allah menakdirkan Nabi Musa bertemu dengan Nabi Khidir, Nabi Musa meminta untuk mengangkatnya menjadi murid. Pada awalnya, Nabi Khidir sempat menolak karena merasa Nabi Musa tidak akan sanggup. Namun setelah Nabi Musa berusaha meyakinkan, pada akhirnya Nabi Khidir setuju dengan syarat Nabi Musa tidak boleh banyak bertanya atau protes sampai nanti waktu penjelasan tiba. Nabi Musa pun menyanggupi.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan.

Faktanya, ada tiga kejadian yang membuat Nabi Musa tidak bisa menahan diri untuk tidak protes, yaitu:

Kejadian I, saat Nabi Khidir melubangi perahu yang mereka tumpangi.

Kejadian II, saat Nabi Khidir membunuh pemuda yang mereka temui padahal pemuda tersebut tidak melakukan apa-apa.

Kejadian III, saat Nabi Khidir tiba-tiba memperbaiki rumah yang hampir roboh ketika mereka sampai di suatu negeri tanpa meminta imbalan padahal kondisi mereka berdua saat itu sedang kelaparan.

Setelah tiga kali kejadian dan Nabi Musa selalu protes padahal sudah berjanji tidak akan melakukannya, Nabi Khidir pun berkata bahwa disitulan perpisahan mereka berdua.

Nabi Khidir pun menjelaskan tiga kejadian yang mengundang tanya Nabi Musa.

Kejadian I, perahu yang dilubangi adalah milik orang miskin. Nabi Khidir bermaksud ingin menyelamatkannya dari raja yang sangat senang merampas perahu yang masih bagus, termasuk merampas hartanya juga. Sehingga kalau perahu orang miskin tersebut dalam kondisi  rusak, hal tersebut tidak akan menjadi perhatian.


Kejadian II, mengapa membunuh pemuda yang tidak bersalah? jawabannya adalah karena orang tuanya mukmin sedangkan dia kafir, khawatir kalau pemuda tersebut akan memengaruhi orang tuanya.


Kejadian III, mengapa memperbaiki dinding yang hampir roboh, karena ia milik anak yatim yang di bawahnya tersimpan harta, ayahnya merupakan seorang yang sholeh. Harta tersebut untuk mereka berdua.

Semua yang Nabi Khidir lakukan merupakan petunjuk dari Allah

Hikmah dari kisah tersebut adalah:

  1. Dalam menuntut ilmu butuh kesabaran
  2. Adab murid ke guru, tidak buru-buru membantah sampai guru selesai memberikan penjelasan
  3. Kesalihan orang tua berdampak positif ke anak, salah satunya berupa penjagaan Allah ke anak


0 Comments